Ini dibuat pas aku SMP dengan perubahan, jadi maaf kalo ada kesamaan nama dan tempat kejadian.. ^-^
-Author pov-
“hmm.. huahm…”
“heh, Nez.. Nez, bangun woi, Pak Joko ngeliatin lu mulu tuh dari tadi” bisik Nanda sahabat Irnez.
“heeh? Hmm…” lanjut perempuan yang masih belum sadar itu.
“Irnez, dari tadi saya perhatikan kamu tidur terus, cepat berdiri didepan kelas dan setelah itu kerjakan semua latihan di bab 3. Kamu juga Pratama Diaz Putra!” bentak Pak Joko dari depan kelas tak lama kemudian setelah menyadari Diaz juga tengah tertidur dikelas.
“haah.. kenapa Pak?” jawab Irnez dan Diaz bebarengan setelah mereka sadar dari tidur mereka.
“hah, heh, hah, heh, cepat keluar dan kerjakan semua latian bab 3!”
“tapi dari bab 3 sampai 7 sudah pernah Bapak suruh kami kerjakan untuk hukuman” Diaz masih sempat-sempatnya membantah Pak Joko yang terkenal killer itu. Sedangkan Irnez sedang sibuk menghusap matanya untuk menghilangkannya dari rasa kantuk. Pak Joko yang mendengar pernyataan Diaz barusan sampai bingung mau memberi mereka hukuman apa lagi karena mereka berdua memang sering diberi hukuman olehnya, semua latihan dari LKS sudah habis mereka kerjakan.
“kalau begitu kerjakan soal-soal dalam buku paket dan kalian keluar sekarang!”
Akhirnya dengan langkah diseret, mereka berdua langsung keluar dari kelas menjalankan hukuman yang udah nggak jaman banget itu seperti biasa. Memang hukuman seperti itu sudah biasa mereka lakukan, termasuk mengerjakan latihan-latihan itu. bahkan mereka sering dihukum berdua. Dan sebabnya? Udah nggak bisa lagi disebutin, banyak banget..
“ngapain lu ikut-ikut tidur?” Tanya Irnez bak hanya dia yang boleh tertidur dikelas.
“kan elu yang nyuruh gue nemenin nonton bola tadi malem. Jadi intinya ini salah lu..”
“enak aja, kalo emang nggak mau kan juga nggak apa-apa. Lagian ngapain lu pake bilang kalo kita udah ngerjain semua soal di LKS, kan jadi dikasi tugas sama si botak (ejekan Pak Joko)”
“ya, kan gue pikir dia gak bakal ngasih kita tugas lagi”
“bego sih lu..” ledek Irnez sambil “njenggung” kepala Diaz
“enak aja lu..” kini giliran Diaz yang membalasnya
Tak terasa mereka berbincang-bincang dengan akrabnya(?), bel tanda istirahat sudah berbunyi bersamaan dengan bunyi perut mereka berdua. Ingin rasanya langsung mereka ngeloyor ke kantin, namun apa daya, Pak Joko belum keluar dari kelas dan pasti dia akan tambah marah kalau tau murid yang sedang di hukumnya udah duluan cabut ke kantin. Dan karena kelas mereka sering dilewati oleh anak-anak yang kelas lain untuk menuju kantin, alhasil banyak anak-anak yang melihat mereka kena hukum (lagi), namun melihat pemandangan seperti itu, anak-anak yang lain sudah tidak heran bahkan sudah terbiasa.
Dan mulailah aksi dari photographer majalah sekolah yang tugasnya memotret semua kejadian ter-up to date di sekolah. Bahkan Khusus untuk Diaz dan Irnez, mereka memiliki halaman khusus tersendiri, berjudul “DUO Z”, tau darimana? Yap, dari kedua nama mereka, mereka sama-sama menggunakan huruf Z dibelakang nama mereka. Diaz dan Irnez pun tidak pernah protes dengan adanya mereka sebagai salah satu icon(?) dalam majalah sekolah tersebut dan tak ada satupun anak-anak yang juga protes dengan adanya mereka dalam majalah tersebut karena mereka berdua memang murid yang bisa dibilang tenar dikalangan murid-murid lain. Diaz dan Irnez adalah cowok dan cewek yang sudah berhasil menjadi idola selama 3 tahun berturut-turut. Dan siapa juga yang paling heboh kalau berita tentang “DUO Z” dimuat, kalau bukan Julie and the gank yang sebenarnya udah cinta mati sama Diaz dan benci setengah mampus sama Irnez yang dianggap selalu ikut-ikutan Diaz walau sebenarnya hanya mereka yang menganggap hal itu. Apalagi setelah mereka tau bahwa sebenarnya Irnez dan Diaz udah deket sejak TK bahkan mereka berdua juga tinggal di satu rumah yang sama, walau mereka berdua itu adalah rival sejati sejak SD, tepatnya sejak kelas 6 SD. Papa Irnez adalah seorang pemilik perusahaan besar yang harus terus mengontrol keadaan perusahaan yang tersebar di beberapa Negara berbeda. Sedangkan Mamanya selalu mengikuti kemana pria berkebangsaan Inggris – Belanda itu pergi, dan keadaan ini diyakini bukan hal yang baik untuk putri bungsunya itu. Akhirnya diputuskan untuk menitipkan putrinya itu kepada sahabat baiknya, yaitu Tante Nesya (Mama Diaz) yang juga dengan senang hati menerima Irnez sebagai anaknya, begitupun dengan Papa Diaz dan Lala, adiknya Diaz. Jadi sejak SD, Irnez sudah berpisah dari orang tua dan kedua kakaknya yang tinggal bersama neneknya di Belanda. Seringkali Irnez merasa perih saat menyadari bahwa tidak ada orang tua kandung disisinya walau sebenarnya ada Tante Nesya yang sangat baik padanya. Bahkan tak jarang ia berfikir bahwa ia tidaklah lebih penting dibanding pekerjaan Papanya itu. Bahkan ia sampai merasa Tuhan tak pernah adil padanya. Disaat orang tuanya harus datang kesekolah atau disaat-saat penting lainnya, Tante Nesyalah yang akan datang menggantikannya. Namun ia selalu yakin bahwa apa yang dilakukan oleh orangtuanya itu semua untuknya, sehingga ia bisa setidaknya menepis semua pikiran negatifnya.
“lu tuh ya, seneng bener deket-deket Diaz mulu..” sela Julie yang tiba-tiba datang saat Irnez sedang asik ngobrol dengan Nanda dan Lulu.
“yee, sapa juga yang mau deket-deket sama tu orang, dianya aja kali. Lagian emangnya kenapa? Dianya aja biasa aja, kenapa situ yang sewot? Siapa lu, siapa dia?” balas Irnez tak mau kalah.
“halah, nggak usah munafik deh, gue tau, lu seneng banget bisa deket-deket sama pangeran gue” balas Julie lagi
“haah? Denger ya, gue paling nggak suka dibilang munafik apalagi sama orang kayak lu” Irnez mulai kehilangan kesabaran.
“masih mau mungkir, lagi.. lu pikir gue buta, nggak bisa ngeliat kalo lu tuh selalu deket-deket Diaz. Gue tau sih kalo lu tuh kurang perhatian, tapi ya nggak usah sama pangeran gue dong.. kasian banget sih Tante Nesya, kok mau-maunya sih, dia ngerawat orang kayak lu? Kasian kali ya,..” cecar Julie
“gue juga sebenernya kasian banget pas tau kalo lu tu dibuang gitu, sama bokap – nyokap lu. Eh, ternyata lu nya aja kayak gini, pantesan aja mereka ngebuang elu. Siapa juga yang mau nerima punya anak kayak elu. Buang-buang duit aja..” tambah Julie lagi tanpa memperdulikan Irnez sedikitpun.
“emangnya menurut lu Irnez tu kayak gimana?”ucap seorang laki-laki yang sedari tadi mendengar omongan Julie.
“Di..Diaz? lu..lu dengerin omongan gue dari tadi?” jawab Julie terbata-bata saat mengetahui bahwa Diaz dan ke3 sahabatnya sudah ada dibelakangnya.
“gue nggak dengerin, tapi kedengeran. Lu nggak liat, sekeliling lu pada ngeliatin lu semua? Sekarang jawab pertanyaan gue yng tadi? Emangnya lu pikir Irnez kayak gimana?” Lanjut Diaz. Irnez terus terdiam sedangkan Lulu yang dibantu sahabat Diaz sibuk menenangkan Nanda yang sudah terlanjur emosi tidak terima sahabatnya dihina seperti itu.
“mm, ya lu tau sendirikan, dia tuh seneng banget ngedeketin lu, pas lu dihukum, dia juga pasti berusaha ikut-ikut kena hukum, terus dia juga selalu berusaha nyaingin lu. Lu nggak sebel apa?”
“Yang berusaha deketin gue bukannya elu sama temen-temen lu itu?” Jawab diaz sambil menunjuk Julie dan teman-temannya itu.
“lu yakin dia yang ngedeketin gue? Bukan gue yang ngedeketin dia?” Lanjut Diaz kemudian pergi sambil menarik pergelangan tangan Irnez meninggalkan Julie and the gank.
Tak hanya Julie yang terdiam mendengar perkataan Diaz barusan. Begitupun dengan Irnez dan teman-temannya itu. Apa yang dikatakan Diaz barusan itu kenyataan? Tiba-tiba Diaz memeluk Irnez dan membuat Irnez tambah bingung.
“gue tau lu dari tadi nahan nangis kan,” bisik Diaz lembut tidak sama seperti saat dia bicara pada Julie tadi.
“lu bisa nangis sekarang..” Lanjutnya. Irnez balik memeluknya sambil meneteskan air matanya. Diaz mengusap-usap kepalanya, membuat Irnez merasa nyaman.
“makasih.. Diaz,..” balas Irnez setelah ia menghapus air matanya.
“sama-sama.. asal lu nggak ke ge-er an aja denger omongan gue tadi. Gue ngomong gitu biar si mentel (Julie) itu nggak ngomong macem-macem lagi, ya.. walopun gue tau sih, kalo lu emang suka deket-deket gue, ya.. siapa coba yang bisa nolak pesona gue,.” Jawab Diaz yang kemudian langsung lari kabur. Menjengkelkan.
“hiih, jijik banget lu Yaz...” Irnezpun langsung mengejarnya. Sahabat-sahabat Irnez dan Diaz yang sedari tadi memperhatikan dua makhluk itu tertawa dan lega melihat Irnez sudah tak sedih lagi. Begitupun dengan sepasang lelaki dan wanita yang tak sengaja melihat mereka.
“whahaha..” Diaz hanya tertawa sambil terus berlalu.
“kayaknya gue yang bego, masih ngeharapin Diaz kayak dulu lagi..” ucap Irnez dalam hatinya sambil masih terus berlari mengejar Diaz.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar