Halaman

2011/09/28

Please.. Part 2

Nana Se7en Boram Wooyoung






-->
Hari ini aku datang ke toko baruku di Dong Dae Moon yang 3 hari lagi akan diresmikan. Aku datng langsung dari sekolah bersama se7en yang akan menjadi salah satu modelku dan orang menyebalkan:Wooyoung.
“oh, Nana-ssi, kau sudah datang?” salah seorang asisten menyambutku. Ia adalah Jeon Boram. Dia adalah asisten kepercayaanku yang sudah kuanggap seperti unni sendiri. Walaupun aku memanggil Boram dengan sebutan unni, dia tetap tidak mau memanggilku dengan sebutan saeng, dan selalu menggunakan –ssi. Karena dia anggap aku tetaplah atasannya
“oh, Boram unni, apakah semuanya berjalan lancar?” aku menyerahkan tokoku yang satu ini kepadanya untuk memintanya mengurus semua, karena ini adalah toko pertamaku di kampung halamanku ini.
“gwenchana, besok bahkan dekorasi toko sudah selesai. Kita tinggal mempersiapkan beberapa hal lagi” jawabnya sambil membolak – balikan kertas di tangannya.
“anyeong Boram. Oya, kenalkan, dia sepupuku, Jang Wooyoung” sapa se7en yang memang sudah mengenal Boram sambil memperkenalkan Wooyoung.
“oh, anyeong se7en, mmm, anyeonghaseyo Wooyoung-ssi” sapa Boram unni dengan senyum manisnya sambil membungkuk kepada Wooyoung.
“ah ne, anyeonghaseyo, Boram-ssi” Wooyoung juga membalas sapaan Boram unni dengan senyuman. Entah mengapa aku merasa sedikit aneh. Dia tidak melakukan hal yang sama saat pertama kali bertemu denganku. Tambah lagi saat aku melihat senyumannya yang dia berikan kepada yeoja lain. Perasaan ini lebih mirip seperti perasaan cemburu. Tunggu – tunggu, apa yang sedang kupikirkan. Apakah aku baru saja tertimpa batu sehingga ada yang salah dengan otakku? Kenapa aku bisa memikirkan hal bodoh seperti ini? Sepertinya aku harus memeriksakan diri ke dokter.
“oya, Nana-ssi, bagaimana kalau kita juga meminta Wooyoung sebagai salah satu model kita, bukankah kita masih membutuhkan satu orang lagi?” bisik Boram unni padaku.
“mwo? Andwae..” aku tak ingin membuat hal yang dapat dia jadikan alasan agar aku berterimakasih kepadanya dan dia tambah membuatku kesusahan.
“waeyo? Bukankah dia cocok dengan tema pembukaan kita kali ini”
“andwae… jincha andwae… I don’t wanna..”
“arasso, so I need find someone beside se7en again, right..”
“you also have know it. I count on you” akupun pergi meninggalkan Boram unni bersama 2 namja itu karena aku ada urusan duluan, sedangkan se7en masih tinggal disana untuk melakukan fitting akhir, ditemani Wooyoung.

-Author Pov-

“mm, hei, Boram, bisakah aku meminta tolong padamu? ...” ucap seorang namja sambil membisikkan sesuatu ke telinga yeoja itu.
“sepertinya jalan pikiranmu sama denganku,” ucap yeoja itu sambil tersenyum penuh rahasia
Keesokkan harinya Boram menelepon Nana dan memberitahukan bahwa salah seorang model pakaian untuk hari peresmian tokonya baru saja terjatuh dari tangga dan menderita patah tulang kaki sehingga tidak mungkin dapat datang pada hari itu. Akhirnya setelah pulang dari sekolah diapun harus pergi ke toko lagi untuk membicarakan hal ini bersama dengan Boram.
“mm, bagaimana kalau besok kau yang menggantikannya?” Boram memulai pembicaraan setelah Nana sampai ditokonya.
“mworago? nan andwae, jincha andwae..” Nana menolaknya
“waeyo? Kita tidak punya waktu untuk membuat kontrak dengan model lain. Ayolah, ini hanya sekali, kau bahkan tidak pernah memakai baju buatanmu sendiri. Ayolah, ini akan menjadi yang pertama dan yang terakhir” ajak Boram dengan tatapan serius
“aah, arasso.. tapi ini hanya akan menjadi yang pertama dan terakhir” Nana menyetujuinya dengan ogah – ogahan
“gitu dong, kau tahu, aku benar – benar pusing memikirkannya. Aku juga sudah memastikan kalau ukuran bajunya sesuai denganmu. Ayo kita cocokan lagi” Nana tak tahu bahwa Boram memiliki maksud tersendiri.
“ne..” Nana mengikuti Boram dari belakang. Nana pun mencoba baju karyanya yang akan dipakai 2 hari lagi.
Disaat yang sama, tempat yang berbeda.
“Wooyoung, ah.. apakah aku bisa meminta tolong padamu?” se7en mengajak omong Wooyoung setelah keluar dari kamar mandi.
“apa?” Wooyong menjawab malas - malasan
“bisakah kau menjadi salah satu model untuk acara peresmian toko milik Nana?”
“mworago? Apa kau bercanda? Mana mungkin aku menjadi model untuk tokonya. Kau pikir aku gila?” namja itu menolak. Dia tidak tahu bahwa Nana tentu juga akan menolaknya dengan keras.
“jebal.. kalau kau tidak mau melakukannya untuk Nana, bisakah kau melakukannya untuk Boram?” se7en memasang wajah melas
“mwo? Kenapa juga aku harus melakukannya untuknya? Apa hubunganmu dengannya sampai – sampai kau memaksaku untuk melakukannya? Jangan – jangan kau…” Wooyoung curiga.
“anio, apa yang kau pikirkan, aku hanya ingin membantunya. Ayolah..” se7en mengelak seperti menyembunyikan sesuatu.
“haaah,.. arasso.. ini hanya karena kau yang memintaku” akhirnya Wooyounng pun menyetujuinya. Sama seperti Nana, ia tidak tahu apa yang disembunyikan sepupunya itu.
Siang hari sebelum peresmian berlangsung, seluruh model yang akan memamerkan baju – baju karya Nana berkumpul untuk melakukan pencocokan make-up dan gladi bersih untuk berjalan di catwalk, tak terkecuali Nana, se7en, dan Wooyoung. Nana pergi duluan ke tokonya, sedangkan Wooyoung menyusul bersama dengan se7en. Dia masih belum tahu bahwa Wooyoung juga akan menjadi modelnya karena ia menyerahkan seluruhnya kepada Boram.
“kau, kenapa ada disini?” Tanya Nana kepada Wooyoung yang datang bersama dengan se7en karena memang selain model, diharuskan untuk datang nanti malam saat acara dimulai.
“kau tidak tahu mengapa aku ada disini? Apa mereka tidak memberitahukannya padamu?” Wooyoung juga ikut terkejut bahwa perancang busananya bahkan tidak tahu bahwa ia termasuk salah satu modelnya.
“oh, se7en, Wooyoung-ssi, kalian sudah datang? Ayo ikut aku, aku akan memberikan pakaiannya pada kalian” Boram dan se7en yang sudah tahu situasinya saling tersenyum.
“unni, ada apa ini? Kenapa dia ada disini?” Nana yang masih tidak mengetahui situasinya meminta penjelasan dari Boram.
“mianhe Nana, aku tidak dapat menemukan model namja lain. Terpaksa aku meminta Wooyoung untuk menggantikannya. Tidak apa – apa kan? Habisnya kau tidak mau memberitahukan alasannya waktu itu. Ok? Oh ya, kau juga harus mengganti pakaianmu dulu.”
Nana hanya diam sambil mengumpat dalam hati. Kenapa harus Wooyoung, pikirnya. Dia bahkan masih pusing memikirkan perasaannya pada Wooyoung saat itu.
 Wooyoung mengenakan setelan jas berwarna hitam – abu – abu dengan kaos didalamnya. Dia sangat terlihat tampan. Tak lama kemudian Nana keluar dari ruang ganti mengenakan short dress berwarna soft peach.

-Wooyoung pov-

                Nana keluar dari ruang ganti mengenakan short dress berwarna soft peach. Rambutnya sudah tersanggul rapi. Aku hanya dapat menganga sambil berulang kali mengusap mataku tak percaya dia akan berubah begitu… yeopo. Bahkan saat dia belum memakai make-up sedikit pun.
                Deeeg.. deeeg.. deeeg…
“Ada apa ini? Kenapa dadaku berdegup kencang saat melihatnya? Apakah… ani..anio.. tidak mungkin..” pikirku. Akupun terus meraba dadaku memastikan apa yang kurasakan tidak salah. Dan ternyata apa yang aku rasakan, tidaklah salah, aku yakin tanganku dapat merasakan bahwa dadaku benar – benar berdegup kencang sejak melihat yeoja itu.
                Nana tidak menyadari bahwa sedari tadi aku memperhatikannya. Tunggu – tunggu, untuk apa aku memperhatikan yeoja itu? sepertinya ada yang salah dengan otakku. Tapi entah mengapa sedari tadi aku selalu merasa kehilangan saat aku tidak melihatnya. Apa yang salah padaku?
                “Wooyoung-ssi, bisakah kau ikut denganku, kita harus merapikan rambutmu terlebih dahulu.” Boram nuna memanggilku dari lantai dua. Akupun langsung menuju keatas. Akupun duduk sambil menunggu seorang penata rambut yang sedang mempersiapkan beberapa peralatannya. Tak berapa lama Nana datang dan duduk disebelahku untuk memakai make-up.
                “what’s the matter? Why are you always see my face?” Nana sadar bahwa semenjak dia duduk disebelahku, aku terus memandanginya dari cermin yang memantulkan paras cantiknya itu.
                “mworago? A..a..anio, sejak kapan? Untuk apa aku memperhatikanmu dari tadi? Am I crazy?” aku membalasnya sambil terbata – bata. Entah mengapa perasaanku berkecamuk seperti ini.
                “iish..” aku tahu ia tidak semudah itu mempercayaiku karena sudah berulang kali aku tidak sengaja berpapasan mata dengannya. Tanpa kusadari ternyata dari tadi Nana juga melakukan hal yang sama denganku. Dan tanpa kami sadari sedari tadi se7en hyung dan Boram nuna memperhatikan kami berdua.

-Author pov-

                Acara peresmian berjalan sukses. Para model, Nana, Wooyoung, dan se7enpun sudah berjalan di arena catwalk tadi. Sedangkan Boram sibuk menjawab pertanyaan para wartawan majalah fashion yang memang meliput mereka, karena tidak mungkin Nana yang akan menjawabnya. Tentu saja semua yang dijawab Boram sudah sesuai persetujuan Nana.
                Keesokkan harinya disekolah, semakin banyak saja yeoja yang tidak menyukai Nana, tambah lagi karena mereka mengetahui bahwa kemarin Nana ikut menjadi model bersama dengan se7en dan Wooyoung yang juga termasuk namja popular disekolah. Semakin banyak saja tatapan sinis yang mereka berikan padanya.
                “haaiiish… memang seharusnya aku tidak menjadi model saat itu. makin banyak saja yang tidak menyukaiku” Nana juga akhirnya menyadari banyaknya yeoja yang tidak menyukainya.
                “untuk apa kau pikirkan mereka? Mereka hanyalah orang yang sirik padamu” Wooyoung yang mendengar omongan Nana barusan, menenangkannya. Entah mengapa perasaan Nana jadi lebih lega setelah mendengar ucapan Wooyoung barusan. Ia juga baru menyadari bahwa akhir – akhir ini Wooyoung juga agak berbeda dari sebelumya. Nana juga akhir – akhir ini jadi lebih memperhatikan Wooyoung, walaupun sampai sekarang ia masih belum tahu apa yang sebenarnya dia rasakan.
                “gomawo..” Nana masih agak malu mengucapkannya.
                “em, ne..” balas Wooyoung sambil tersenyum kearah Nana yang membuat pipi Nana memerah.
                Pulang sekolah, seperti biasa, Nana pulang bersama se7en dan Wooyounng. Namun entah mengapa Nana merasa ada yang berbeda hari ini. Ia merasa seperti ada yang mengikutinya. Berulang kali ia membalikkan badannya untuk memastikan bahwa tidak ada orang yang mengikuti mobil mereka dari belakang. Namun hasilnya nihil ia tidak menemukan sesuatu yang mencurigakan. Iapun melupakan perasaannya tadi.
                Sesampainya dirumah, Nana dikejutkan oleh seseorang yang ternyata sudah menunggunya di dalam apartemennya. Bahkan se7en dan Wooyoung yang berencana untuk makan bersama di apartemen Nana pun ikut terkejut.
                “Danniel? Why are you here?” Nana benar – benar terkejut setelah mengetahui bahwa oppanya datang ke apartemennya, bahkan ia memeluknya sebelum Nana sempat masuk kedalam appartemennya.
                “Stellar.. aah, I’m really miss you. Don’t you miss me to?” Danniel menyambutnya dengan sebuah pelukan hangat seorang kakak. Dan Nanapun juga membalas pelukannya itu. se7en tersenyum melihat kedua saudara itu bertemu lagi setelah beberapa tahun karena memang Danniel tinggal di Amerika sedangkan Nana tinggal di Paris. Sedangkan Wooyoung benar – benar tidak mengerti situasi yang sedang berlangsung ini. Danniel Henney, fotografer idolanya ternyata mengenal Nana, yeoja yang akhir – akhir ini selalu membuat hatinya tidak karuan. Setelah Nana melepaskan pelukannya, Danniel gantian menyambut se7en yang juga dia balasnya.
                “hey, se7en, how are you? Oh ya, thank you for keep my little sister safe” ucap Danniel kepada se7en.
                “mworago? Your little sister? She is your little sister?” Wooyoung yang tak percayapun akhirnya membuka mulut.

4 komentar: